30 april 2011
Jam 12 siang, sahabatku mega yang 5 bulan ini menjadi belahan jiwamu sebagai
istri menelponku, tidak riang seperti biasanya.. dia menangis, suaranya mencoba
tegar mengabarkan kalau kau kecelakaan semalam dan sekarang diruang ICU RSUD
Hasan Sadikin bandung lalu meminta do’a agar semuanya baik baik saja. Di ujung
telepon aku hanya bisa menguatkan dan memintanya sabar juga tak lupa
mengabarkan teman teman yang lain….
Bakda dzuhur.. kasih yang saat itu sedang hamil 5 bulan
menelpon, mengajak ke bandung untuk menemuimu, katanya hari jum’at kemarin di
kantor kasih melihatmu tidak seperti biasa yah tidak seperti biasanya.
Sepulang kerja bakda magrib akhirnya aku, kasih dan ka
ichsan (suami kasih) berangkat ke bandung, ke rumah sakit tempat kau dirawat
kang. Skitar jam 10 malam kami sampai dan mendapati mega yang sudah sembab dan
terlihat letih duduk di kursi tunggu lantas memeluk menyambut aku dan kasih
sambil berbisik lemah “maafkan akang
kalau ada salah” “iya ga, semua akan
baik baik saja” begitu kataku waktu itu seperti sebuncah harapan ku bahwa
kau akan baik baik saja kang.. kita masih bisa berdikusi panjang kang kita
masih bisa makan, nonton, ke toko buku, menengahi pertengkaran kecil antara aku
dan kasih, menasehati layaknya seorang kakak, jalan jalan bersama sahabat sahabat laskar
cilo kita
Jam 10 malam aku dan ka icank masuk ke ruang ICU, kasih
tidak kami ajak karena dia sedang hamil khawatir kami dengan janinnya, memakai
baju steril menuju tempatmu berjuang di payah nafasmu..
Melihatmu diam di selimuti alat alat pendeteksi kehidupan, ventilator,
selang, kantung kantung darah… ini pertama kalinya kau tak tersenyum melihat
kami datang. Tapi kau akan baik baik saja kang bahkan aku melihat yang lebih
parah darimu bisa pulih kembali yah kau baik baik saja kang.
Menahan sesak aku berkata padamu “kang, yang tangguh ya kang, fikri titp salam sama akang, teman2 semua kirim
do’a semua sayang sama akang pengen liat akang sembuh…” tak sanggup lagi
aku bicara kang jadi ka icank yang lanjut menyapamu.. karena kami yakin kau
tetap mendengar, kau mampu merasa dan kau akan baik baik saja kang…..
Disana disampingmu ada ibu mu, bu intan yang ibu yang sangat
perhatian tegas dan tegar… beliau bilang pada kami “neng, tulang rusuknya yang patah menusuk hati” sambil memandang
kantong darah ”di do’kan karena 80% sudah
tidak ada tinggal menunggu keajaiban saja atau tegarkan hati semuanya” aku
limbung mendengarnya, kau akan baik baik saja kang, belum lunas duka kami atas
wafatnya adik kita tenri yang lincah. Belum habis air mata kerinduan kami kang
padanya… kau akan baik baik saja kang…
masih banyak citamu bersama mega istrimu tentang masa depan
Kembali aku ke ruang tunggu menemui kasih dan mega…. Tak
lupa ku beri kabar teman2 yang lain.. fikri tidak terima atas kabarku, dia tak
mau, dia mau mendengar kabar dariku kalau kau baik baik saja, hari jum’at sore
kau masih ke cilo pulang kerja membagikan mangga di warung pak unus, bgitu
katanya. Tak rela dia kehilangan lagi seperti kemarin ketika tenri lebih dulu
‘kembali’, bardo juga entah bagaimana dia sekarang mendengar kabarmu, reno
susah sekali dihubungi saat itu, bakti, rizal, ahmed , ozet…. Kami semua
berharap dalam do’a kalau kau baik baik saja kang.
Jam 12 lewat 15 menit hari sudah berganti 1 mei 2011 waktu
itu.. keluargamu yang indah itu, kakak2 mu yang tegar, adikmu yang tabah,
ayahmu, semua orang yang dekat padamu. Adikmu tersenyum mencoba meminta mega
istrimu untuk menegarkan diri memantapkan langkah untuk melihatmu di ICU untuk
terakhir kali…..
Dan malam itu untuk terakhir kalinya, kami menuju ruang ICU
menyaksikan satu persatu alat pendeteksi kehidupan itu dilepas dari tubuhmu,
kamu kembali kang, kau baik baik saja kembali dengan indah ke tempat pulang
yang abadi. Aku yakin inilah ketetapan terbaik bagimu tapi mega… tangisnya
sabarnya ikhlasnya dukanya…. Kang, sejak usia kami masih amat belia aku tak
bisa melihatnya menangis dan kau tahu kang ini tangisan terpedih mega yang
pernah kulihat kurasa yah ini kepedihan yang mengujam ingatanku hingga saat ini
1 Mei 2011 di pagi hari kami, sahabat sahabatmu berkumpul di
rumahmu sukabumi.. saling menguatkan mengiringi jenazahmu ke peraduan
terakhir…. Kau tetap baik baik saja kang…
*****.
2 tahun kini berlalu, hidup kami terus berlanjut bersama kenangan
tentangmu.. ketulusanmu, kebaikanmu,
keceriaanmu yang mampu mengundang tawa sekaligus duka…. Setiap orang yang
pernah bertemu pasti merasa dekat denganmu. Kami memang kehilangan sahabat yang
penuh perhatian dan cinta tapi kau tahu kang, kami mendapatkan banyak kenangan
yang mampu membuat kami saling menguatkan dengan jalan kami masing masing
kini. Kelak akan menjadi cerita pada
masa depan tentang sepenggal episode kebersamaan dalam canda, amarah, tawa,
tangis, ukhuwah yang kita sebut PERSAHABATAN (red. Bukan nama rumah sakit ya)
Teriring do’a pada sahabat kita Aswin Darajat dan Andi Tenri
Esa yang lebih dulu menjemput janji kehidupan abadi…
Komentar
Posting Komentar