halo gengs.
Jadi dulu awal gw kerja di suatu perusahaan, gw mengalami kesulitan untuk berkomunikasi sama seorang senior. Padahal beliau adalah satu satunya orang yang bisa gw tanya ini itu, orangnya serius banget dan sudah seminggu gw cari cela untuk nemu formula komunikasi yang enak. bukan sekedar urusan kerjaan normatif, yang Cuma bisa gw jawab “ini mba” “siap mba” “baik mba” “noted mbak” sampai akhirnya pasrah yaudah lah. Nasib gw bergulat dengan pikiran gw sendiri dengan frustasi
Hari ke 8 masuk minggu ke 2 di tempat itu saat gw mulai
terbiasa dengan metode komunikasi seperlunya, tiba tiba suatu peristiwa
terjadi.
Kebetulan hari itu mesin fotokopi kami rusak dan memanggil
teknisi, selesai service dilakukan, mba senior lantas memeriksa si mesin
fotokopi dan terdengar jelas *preeeeeeet* suara kentut yang jelas darimana
asalnya, si mba yang sedingin kulkas ini kelepasan kentut. saat itu ada tukang
service dan gw yang lagi duduk fokus menatap layar.
Si mba menutup malunya dengan ketawa terbahak bahak sambil
minta maaf ke tukang service, demi menjaga hati sii mba, gw ikutan ketawa
karena sungguh sungkan rasanya kalau beliau ketawa sendiri dan tukang service
hanya diam dengan tatapan nanar.
Sejak peristiwa kentut itu kami menjadi dekat bahkan gw
dikasih nama panggilan kesayangan.. wkwkwk
Dan kini kalau gw menghadapi kebuntuan komunikasi atau
menjadi inklusif di antara rekan kerja yang baru maka gw hanya menunggu “momen
kentut” itu segera terjadi.
Si nunu yang lagi susah mencocokkan frekuensi dengan lingkungan
baru
Komentar
Posting Komentar