Langsung ke konten utama

DIPO (yang ke lima lelaki pertama)


ceritanya waktu itu bella lagi ngadu biji karet, bela punya biji karet urat badak yang katanya ga bisa dikalahkan oleh biji karet manapun. Makanya ini menjadi gacoan si bella. Bener ajah di setiap pertarungan, biji karet urat badaknya ini berhasil membumi hanguskan biji biji yang laen  tanpa ampun, lawannya pun jadi remah hancur tak berbentuk kaya korban kelindes mobil tronton yang biasa ngangkut peti kemas. Sampai suatu hari kabar tentang biji karet urat badak ini terdengar sampai ke negeri seberang. Datanglah seorang bukan pengeran bermaksud menantang gacoan bella. Dengan senang hari bella menyambut tanpa rasa curiga sedikitpun, bella pun menyiapkan anduk, celana dalem, sabun, sunblock (hadoooh ini mau ngadu biji karet bukan mau berenang kale).
Akhirnya terjadilah pertarungan yang dinanti nantikan. Bella dengan percaya diri mengeluarkan biji karet urat badaknya yang tampak kinclong layaknya kulit pasca d bleaching, cucok marokocodot (kenapa jadi ngondek gitu yah). Pertarungan berlangsung.. ciaaat..jduk.. gedubuk… crang… cetar.. cekibrot.. *beksond* praaaaak *suara celana sobek siapa tuh?* oh tidak biji karet urat badak bela hancur lebur. Ternyata lawannya adalah biji karet urat dinosaurus pemirsah (pantes kalah)… bella sangat terpukul saat itu sedih, gak terima. Galau bercampur aduk lalu dia meraung raung menjambak rambutnya sendiri sambil menari gangnam style dan ternyata saya salah liat, itu bukan bella tapi orang  gila dari pasar kramat. Syukurlah…
Bella merasa sedih sambil mengumpulkan serpihan biji kulit badaknya dan memutuskan untuk membuangnya saja (yaiyalah emank bangke pake acara dikubur) lalu membawa pulang isi biji karetnya \itu. bella memutuskan untuk memberikan isi biji karet nya kepada mama untuk dipelihara menjadi anak ke 5 dalam keluarga kami dan memberikannya nama BADAK eh bukan ding JOSHUA eh kebagusan jd ganti lagi jd SARKIM lho jadi tambah aneh, baiklah kita semua sepakat menamkannya DIPO
Sampai saat ini dia tumbuh subur sehat dan ceria. Urat badak menjelma menjadi seonggok  manusia.
_sekian_
penampakan DIPO yang pake baju hitam yah *awas ketuker*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEHARIAN DI SURABAYA

Assalamualaikum, hula gengs,, mau lanjutin nih cerita maratorn trip surabaya - banyuwangi - bali lanjutan Postingan sebelumnya, Akhirnya gw tiba di bandara Juanda dan disana sudah ada mba Y dan dek A Karena pagi masih jadi destinasi pertama tempat kami adalah sarapan di soto kudus kedai taman. Disana kami sarapan sambil ngobrolin agenda perjalanan dan update kabar masing masing karena pertama kalinya bisa berkumpul setelah berbulan bulan hanya bersua melalui gawai Foto saat tunggu makanan Setelah sarapan kami bergegas ke destinasi berikutnya, yaitu rumah sampoerna tapi saat tiba di lokasi ternyata sedang tutup, jadi kami ganti tujuan ke alun alun bawah tanah.  Alun alun sedang ada pameran fotografi serta sejarah cafĂ© simpang kehidupan kaum expatriat, jadi gw R dan mba Y bisa numpang foto disana, setelah keliling kami memutuskan untuk minum es cream zangradi, lokasinya tinggal nyebrang dari alun alun, disana makan es cream sambil menunggu. di atas alun alun bawah tanah di dalam alun alu

CORDOVA

Cordova…oh…Cordova… Istana singa telah jadi museum Mesjid Abdurrahman tinggal puing-puing Universitas castilia telah jadi biara Semua…semua kegemilangan telah lenyap Tuan tahu mengapa ini bisa terjadi… Ini terjadi akibat perpecahan… Perpecahan pemimpin Islam Kini tinggal kisah…kisah Andalusia Segagah Islamiyah hanya satu…satu bukan dua Yaitu bersatu…sekali lagi bersatu TAUHID… IJTIHAD… Kami tidak ingin Indonesia menjadi andalusia Penuh kisah biadabil ambisius Menggadai-gadaikan umat pada segelintir pedagang Mengkotak-kotakkan umat berfirqah-firqah Lalu mengadu mereka penaka domba Aku rindu pada binaan rumah tangga Islam Indonesia Satu Ukhuwah…Satu Shaff…Satu Komando…Satu cita-cita Pembawa Nama ALLOH yang kekal dalam sejarah Hidup Persatuan Muslim…Hidup Persaudaraan Muslim LAILAHAILLALLAH…MUHAMMADURRASULULLAH Karya: Alm. H Yunan Helmy Nasution diatas adalah puisi kesukaan nyokap gw, beliau hapal mati ni puisi.. tapi akhir2 ini suka lupa, akhirnya gw ini

lepas masker

Semalam ramai tentang keputusan pak pres tentang saat ini boleh melepas masker di area outdoor Mendengar keputusan itu campur aduk rasanya, tahun ke 3 masa pandemi bener bener merubah banyak hal  Setelah informasi tersebut, gw chat sahabat sahabat (karena lebih dari 1 orang) sekaligus tetangga dan jawabannya sama "belum siap buat lepas masker, udah nyaman begini"  Rina berkomitmen untuk tetap memakai masker sedangkan Diah masih butuh waktu buat adaptasi lagi, klo gw sih waaah jujur gak betah udah pake masker, nasib hidung minimalis (baca : pesek)  Sama seperti awal peraturan bahwa kita harus memakai masker, rasanya masih ga percaya harus kemana mana pakai masker tapi ternyata dapat dilalui, sekarangpun aturan untuk boleh melepas masker masih bikin ga percaya atau mungkin seperti kata Diah  Masih butuh waktu buat adaptasi, padahal pandemi gak pernah mau nunggu kita adaptasi