*dialog dalam hati* tapi gw sih masih bersyukur gak dikenalkan sebagai orang yang tidak sengaja ditemukan dipinggiran kanal banjir timur lagi garuk garuk tanah pake eceng gondok *gak perlu lo bayangin*
ztztztzttztzzzztttttttt ngobrol ngalur ngidur, gw lagi siap siapin beberapa berkas sampai akhirnya gw dipanggil.
Ternyata topic mereka tentang perjanjian pra nikah. Konsultan hukum (KH) *untung bukan badan hukum kan ga enak kalo gw jadiin singkatan (red. BH)*
KH : sebaiknya sih mumpung nih yang belom nikah, bisa ke notaris kalo nanti menjelang pernikahannya untuk bikin perjanjian pra nikah, murah kok biaya nya Cuma 300ribu.
Gw: Emank apa manfaatnya?
KH: melindungi hak para pihak dalam perkawinan, untuk kepastian hukum, mengatur hubungan hukum, meminimalisir imlikasi hukum terhadap harta bersama apabila mucul resiko utang piutang,kepailitan dan penyitaan asset
Gw : emank hukum di Negara kita ga cukup mengakomodir itu bu? *pura pura lupa produk hukum kita warisan siapa*
KH: blab la bla *menjelaskan*Gw: *angguk angguk kepala* (sok ngerti padahal gak ngerti sama sekali maksudnya ga mau ngerti deh)
KH: gimana mbak ulfa
(padahal posisi gw disitu awalnya sebagai seorang auditee loh)
Gw :iya sih bu, saya juga ada wacana kesitu, ke depannya untuk going concern rumah tangga, saya akan mengkapitalisasi biaya pernikahan sebagai preliminary Exspenses dan mengamortisasinya setiap tahunnya. Biaya biaya yang dikeluarkan sebelum berumah tangga juga saya akan kapitaisasi sebagai biaya pra pernikahan. juga waktu yang dihabiskannya selama proses (sebelum nikah) sedang dalam proses valuasi untuk dimasukkan ke dalam intangible asset.
_lalu hening yang panjang_
Pesan Moril: Cobalah berusaha untuk tidak membahas hal hal yang sifatnya pribadi ke ruang kerja kalo gak mau mendapat statement absurd dari gw. hehehehe
Komentar
Posting Komentar