Langsung ke konten utama

romantika absurd


sebenernya ini tulisan tgl 4 april 2012 yang objeknya tetep mba dilla (rekan sejawat) tapi baru gw posting sekarang.. cekibrot
 
Rapat adalah hal biasa apalagi semenjak tanggal 11 bulan 11 dan tahun 11, hal ini menjadi rutinitas rutin aku, mbak dil dan abang. Berbagai jenisnya kita harus ikuti, dari rapat antar unit, rapat evaluasi, rapat kegiatan, rapat aliansi sampai ketika harus menutup botol obat pun dengan rapat.
Kamipun mulai menikmati dan terbiasa dengan ritme seperti ini, pagi hari diawali dengan rapat lalu siangnya dilanjutkan dengan pekerjaan teknis ataw sebaliknya pagi dengan terjun dilapangan lalu siangnya rapat ataw sepanjang jam kerja kita harus rapat dan mengerjakan kerjaan teknis saat pulang kerja di kantor ata dirumah tanpa lembur dan kupon makan.
Seperti hari ini yang konon katanya harus menghabiskan satu hari jam kerja di ruang rapat membahas suatu system yang akan diterapkan. Kabar baiknya rapat kali ini akan dilakukan dengan dengan pihak mitra kerja kita yang artinya orangnya yah nggak lo lagi lo lagi.. hheheheee
Pada awalnya semua berjalan normal dan baik baik saja sampai tiba tiba, gadis berkacamata itu mesam mesem di samping saya, mukanya mulai merah, awalnya kecurigaan gw tu ni orang keracunan peyek rebon yang hamper satu toples dia lahap sendiri. Namun, demi kelancaran rapat ini akhirnya gw bertanya “kenapa lo mba?’ “matanya dalem” jawab mbak itu dengan sumringah.
Eaaaa ada yang terpesona sama sang presenter yang emank daritadi agak dominan menjelaskan cash management via internet. Akhirnya mau gak mau ikut ikutan merhatiin. Biasa aja sih orangnya beneran biasa aja (gigit meja)  kata abang juga gak ada yang istimewa tuh (yaiyalah gitu gitu kan abang kan bukan homo). Yah dia pake cincin ternyata (gw langsung ilfeel kalo ada cowo pake cincin emas gitu), sampai kelar acaranya rapat dan sesuai feeling gw klo doi bakal jadi topic utama antara gw, mbak dan abang
Tapi mbak dilla emank agak agak serius deh, padahal menurut gw mba dilla itu Cuma kangen aja sama pandanya sampai akhirnya dia jatuh sakit. Sebagai teman yang baik  gw n abang cari tahu. Abang dapet kartu namanya baiklah kita akhinya tau banyak informasi tentang dia, namanya zuhdi muntah muntah (maksud gw, gw Cuma tau informasi nama panjangnya) berbekal kartu nama nya itu gw mulai browsing tuh identitas (dengan harapan bisa sedikit menghibur mbak dilla yang lagi sakit)
Yes yes yes ketemu, profil fb nya (stalker berbuahkan hasil) ada lumayan banyak info dari TTL, pendidikan, hobi, minuman favorit, makanan favorit, zodiac (stopppp… kita buka fb nya bukan buku diarinya) yah intinya orangnya cukup terbuka di jejaring itu. abis itu gw langsung hubungin mba dilla yang lagi sakit dirumah
“mba skarang gw tau identitas mas zuhdi itu” kata gw “serius?!” jawabnya via sms “iya mba, abang kasi kartu namanya trus gw browsing nemu fb nya” antusias gw jelasin “mank lo dapet info apa aja?” (isssh ada yang penasaran ni yeeee,, inget panda mba inget mba) “namanya blaaa blaaaa kerjanya di bagian blaa blaaaa pendidikannya blaaaa orangnya kyakna blaaa blaaaa” gw jelasin antara info yang gw dapet sama asumsi yang gw bangun sendiri n gw lanjutin lagi yah jelasinnya “orangnya emank cool ya mba tapi DIA UDAH NIKAH DAN SKARANG UDAH JADI AYAH DARI ANAK SATU” tiba tiba hening yang panjang.
Esoknya  mba dilla dirawat di rumah sakit.
Nb., Ini yang dinamakan sad ending kali yak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEHARIAN DI SURABAYA

Assalamualaikum, hula gengs,, mau lanjutin nih cerita maratorn trip surabaya - banyuwangi - bali lanjutan Postingan sebelumnya, Akhirnya gw tiba di bandara Juanda dan disana sudah ada mba Y dan dek A Karena pagi masih jadi destinasi pertama tempat kami adalah sarapan di soto kudus kedai taman. Disana kami sarapan sambil ngobrolin agenda perjalanan dan update kabar masing masing karena pertama kalinya bisa berkumpul setelah berbulan bulan hanya bersua melalui gawai Foto saat tunggu makanan Setelah sarapan kami bergegas ke destinasi berikutnya, yaitu rumah sampoerna tapi saat tiba di lokasi ternyata sedang tutup, jadi kami ganti tujuan ke alun alun bawah tanah.  Alun alun sedang ada pameran fotografi serta sejarah café simpang kehidupan kaum expatriat, jadi gw R dan mba Y bisa numpang foto disana, setelah keliling kami memutuskan untuk minum es cream zangradi, lokasinya tinggal nyebrang dari alun alun, disana makan es cream sambil menunggu. di atas alun alun bawah tanah di dalam alun alu

CORDOVA

Cordova…oh…Cordova… Istana singa telah jadi museum Mesjid Abdurrahman tinggal puing-puing Universitas castilia telah jadi biara Semua…semua kegemilangan telah lenyap Tuan tahu mengapa ini bisa terjadi… Ini terjadi akibat perpecahan… Perpecahan pemimpin Islam Kini tinggal kisah…kisah Andalusia Segagah Islamiyah hanya satu…satu bukan dua Yaitu bersatu…sekali lagi bersatu TAUHID… IJTIHAD… Kami tidak ingin Indonesia menjadi andalusia Penuh kisah biadabil ambisius Menggadai-gadaikan umat pada segelintir pedagang Mengkotak-kotakkan umat berfirqah-firqah Lalu mengadu mereka penaka domba Aku rindu pada binaan rumah tangga Islam Indonesia Satu Ukhuwah…Satu Shaff…Satu Komando…Satu cita-cita Pembawa Nama ALLOH yang kekal dalam sejarah Hidup Persatuan Muslim…Hidup Persaudaraan Muslim LAILAHAILLALLAH…MUHAMMADURRASULULLAH Karya: Alm. H Yunan Helmy Nasution diatas adalah puisi kesukaan nyokap gw, beliau hapal mati ni puisi.. tapi akhir2 ini suka lupa, akhirnya gw ini

lepas masker

Semalam ramai tentang keputusan pak pres tentang saat ini boleh melepas masker di area outdoor Mendengar keputusan itu campur aduk rasanya, tahun ke 3 masa pandemi bener bener merubah banyak hal  Setelah informasi tersebut, gw chat sahabat sahabat (karena lebih dari 1 orang) sekaligus tetangga dan jawabannya sama "belum siap buat lepas masker, udah nyaman begini"  Rina berkomitmen untuk tetap memakai masker sedangkan Diah masih butuh waktu buat adaptasi lagi, klo gw sih waaah jujur gak betah udah pake masker, nasib hidung minimalis (baca : pesek)  Sama seperti awal peraturan bahwa kita harus memakai masker, rasanya masih ga percaya harus kemana mana pakai masker tapi ternyata dapat dilalui, sekarangpun aturan untuk boleh melepas masker masih bikin ga percaya atau mungkin seperti kata Diah  Masih butuh waktu buat adaptasi, padahal pandemi gak pernah mau nunggu kita adaptasi