Aku berasal dari
keluarga yang tak pernah habis cintanya. Dilahirkan dengan dasar keyakinan
kepada Tuhan sebagai pencurah cinta yang kemudian menjadi sumber kekuatan untuk
hidup dan terus berkembang sampai saat ini. cinta kemudian hidup bersama ku
mengalir di darah, menghembus di tiap nafas dan berirama dengan detik hidupku.
(lebay mampus lo nu.. wkwkwkwkwkw)
#plak#gagal_serius
*jedotin dulu pala
biar normal*
Lanjuuut…
Menurut gw cinta
adalah definisi paling pas untuk sebuah kasih sayang yang melampaui batas hak
dan tanggung jawab. Mulai dari nyokap dan bokap beserta sejuta pengorbanannya, kemampuan
meredam ego kebahagiaannya demi anak anaknya yang nggak tahu bisa apa nggak
melunasi semua yang telah diberikan. seumur umur belom pernah nemu anak yang
udah mampu berbuat lebih daripada orang tuanya berikan. Which is gw gak pernah tuh nemu istilah ayah ataw ibu durhaka. Ya nggak
sih?? Iya donk iya kan??? Pokoknya iya #maksa
Selain cinta
antara orang tua, cinta terhadap teman, cinta pramuka, cinta fitri *haddoooh*,
cinta sesama manusia dan banyak lainnya bentuk pengejawantahaan cinta yang akhirny
menjadi sebuah jawaban atas segala masalah yang timbul akibat perbedaan. Konflik
antar manusia, antar Negara, antara anyer dan Jakarta #halah# bisa diretas sama
yang namanya cinta. So sampai di titik ini gw percaya bahwa cinta adalah sebuah
jawaban.
Hidup berlanjut
(lanjut kemane ye kira kira), masalah
pun semakin beragam. Dan pada akhirnya gw ketemu sebuah frase KHIANAT (di caps
lock biar dramatis). Menghkhianati dikhianati terkhianati yang akhirnya bkin gw
merenung dan tercenung bahwa cinta bukan sekedar jawaban!!! kadang ia menjadi
sebuah pertanyaan PERTANYAAN BESAR. Kenapa sih gw yang udah tulus bisa
dikhianati kenapa perasaan terkhianati menghujam begitu sakitnya?? dan di point
itu cinta bukanlah jawaban. That’s all
Kenapa perbedaan
gw dan dia tak lagi cukup dijembatani dengan cinta? Mengapa cinta tak lagi
mampu meredam hati gw yang resah? Kenapa menjadi sulit memahami dia dan tak
lagi dia mampu memahami gw?? Betapa melelahkannya begini… Cintakah? Kemana cinta???
(lagi ngejar rangga ke bandara kali mpok
#plak#)
Nggak sanggup lagi
gw menahan sakit di relung hati tempat cinta bertahta, tapi tak tahu juga harus
gw simpan dimana lagi (gak mungkin kan
kalo gw taro di kulkas tempat bumbu dapur samping terong.. haiyaaa panjang).
Lalu diam diam logika berbisik “biarkan cinta bersemayam disini” lantas gw
jawab “cinta tak mengenalmu, cinta tak kenal logika” dibalas sama logika “makanya
kenalin donk, cinta itu sahabatnya pengorbanan kalo kamu ngotot trus gak mau
pake aku pasti kamu akan lelah karenanya” “baiklah logika aku akan berfikir
sebentar” “terima kasih telah percaya sama aku” kata logika “maksudnya?” gw
jadi heran dan logika kembali menjawab “ketika kamu berfikir maka kamu telah
menempatkan cintamu padaku pada logika bukan hanya dihati” lalu seketika lelah
itu hilang.. kenapa gak dari dulu aja yah cinta gw kenalin sama logika. Wkwkwkww
Jadi Intinya adalah
heiiii sejak kapan catatan gw pake inti. Silakan lu yg baca mikir sendiri
soalnya skarang gw lagi bingung kenapa gw bisa ngomong sama logika gw sendiri. Tolongggg
tolonggggggggg…….
Komentar
Posting Komentar