Langsung ke konten utama

SereunTaun di Ciptagelar (Bag. 3 dari Perjalanan)

Sekitar jam 3 pm waktu setempat

gw dan temen temen lain sudah berkumpul di halaman imah gede, beberapa rombongan sudah berangkat duluan, kami rombongan terakhir yang akan diangkut karena komunitas kami punya agenda sendiri sebelumnya.

Menuju Ciptagelar akan ditempuh sekitar 2 jam dengan TRUK, iyah dengan truk gengs.
setelah melewati desa sinar resmi memang jalanan tidak mulus, kalaupun ada yang beraspal pasti sudah hancur jadi yah sama aja rasanya seperti jalan berbatu. Seperti yang saya sampaikan di post sebelumnya kalau mobil pribadi/city car sangat tidak direkomendasikan. Bahkan di gerbang sinar resmi juga ada tulisan "hanya mobil 4 WD" atau hanya mobil dengan penggerak di roda depan dan belakang. Selain jenis itu, dijamin akan sulit untuk melewati medannya. Dijalan juga beberapa kali gw melihat beberapa orang kesana naik motor. bisa dicoba kalo yang mau. gw sih ogah.. hahaha

Masalah pertama saat memulai perjalanan ini adalah gw kesulitan naik ke atas truk. HIKS!!
iyah gw sebagai cewe menye menye, hari itu masih ngotot pake rok jins meski sebenernya pakai celana panjang dalemnya juga sih, tau tiba tiba tengsin (a.k.a insecure) pas mau naik ke atas truk. belum lagi becanda becandaan temen temen yang bukannya support malah bikin gw makin lemes donk. Sumpah itu drama banget dan gak sadar gw jadi tontonan emak emak sekampung. malu.. hiks... setelah drama 20 menitan dengan berbagai cara akhirnya gw bisa naik ke truk juga, tentunya naik sendiri tanpa bantuan dari temen2 dengan gaya dugong terdampar.. hore!!!


setelah berhasil naik truk, nungguin rombongan yang lain

sebelum berangkat, masih bisa senyum! pas dijalan mah hiks

Perjalanan dimulai, di truk berisi sekitar 20 an orang, karena tidak ada tempat duduk dan lantai mobil kotor, kita semua berdiri dengan "kuda kuda suka suka" yang penting nggah jatuh.  Desa tersebut terletak diantara lembah pengunungan halimun, waktu tempuh sekitar 2 jam dari Sinar Resmi. Jalanan menuju Ciptagelar hampir menanjak semua, kami menyebutnya tanjakan menuju langit karena kemiringannya membuat beberapa kali kita hanya dapat memandang langit, tidak bisa melihat jalannya, sepanjang jalan juga kita saling bahu membahu agar tidak ada yang jatuh, ada beberapa teman yang takut ketinggian harus jongkok agar tidak pingsan melihat jalan yang lebarnya hanya muat 1 mobil dan kanan kirinya jurang, perut seperti dikocok sepanjang perjalanan.. aduh kedengerannya gak enak ya geng..

Gw jawab dengan pasti, Enak banget malah, kita saling care satu sama lain, pemandangannya indah banget, langit bersih terus paling seru kalo kita papasan dengan truk lain yang bawa rombongan juga,  saling sapa kayak supporter bola trus karna sinyal mulai hilang yah jalan satu satunya supaya gak garing sendiri yah saling ngobrol becanda satu sama lain.. ahhahaha..

foto dijalan, tentu saja blur, jalanannya berbatu

Menempuh 2 jam perjalanan akhirnya kami sampai, di gerbang desa udah disambut dengan ramah, disepanjang jalan menuju kasepuhan ada barisan warga memainkan alat musik dari bambu. file foto dan videonya hilang. hiks...

kami diantar sampai imah gede, seperti di kasepuhan sebelumnya, kami juga diantar di pusat desa adat tersebut.
kalo turun dari truk gak sulit lah cukup pegangan tangan sama siapa yah, lupa aku..






Komentar

Postingan populer dari blog ini

CORDOVA

Cordova…oh…Cordova… Istana singa telah jadi museum Mesjid Abdurrahman tinggal puing-puing Universitas castilia telah jadi biara Semua…semua kegemilangan telah lenyap Tuan tahu mengapa ini bisa terjadi… Ini terjadi akibat perpecahan… Perpecahan pemimpin Islam Kini tinggal kisah…kisah Andalusia Segagah Islamiyah hanya satu…satu bukan dua Yaitu bersatu…sekali lagi bersatu TAUHID… IJTIHAD… Kami tidak ingin Indonesia menjadi andalusia Penuh kisah biadabil ambisius Menggadai-gadaikan umat pada segelintir pedagang Mengkotak-kotakkan umat berfirqah-firqah Lalu mengadu mereka penaka domba Aku rindu pada binaan rumah tangga Islam Indonesia Satu Ukhuwah…Satu Shaff…Satu Komando…Satu cita-cita Pembawa Nama ALLOH yang kekal dalam sejarah Hidup Persatuan Muslim…Hidup Persaudaraan Muslim LAILAHAILLALLAH…MUHAMMADURRASULULLAH Karya: Alm. H Yunan Helmy Nasution diatas adalah puisi kesukaan nyokap gw, beliau hapal mati ni puisi.. tapi akhir2 ini suka lupa, akhirnya gw ini

terlambat bertemu - rida sita dewi

dari dulu sampe sekarang masih suka banget sama lagu lagunya rida sita dewi.. dulu sih karna emank suka sama personelnya dan suaranya meski nggak ngerti arti lagunya.. maklum dulu masih bocah ingusan bau matahari hobi kejar layangan yang masih belum paham bahasa cinta cintaan *sok polos* hahahahaaa tapi pas sekarang setelah dewasa melewati masa remaja dengan berbagai macam pesona gairah bunga bunga kasih * lebaiiii * jadi bisa lebih memaknai lagu lagu mbak RSD * makin lebai *   nah dari beberapa lagu yang tenar itu antara kita, kusadari dll ada satu lagu yang susyaaah ampun dah nyarinya yang akhirnya gw jadiin judul post... kaga ada di yutub... nah ngubek ngubek search engine akhirnya nemu juga.. adanya di soundcloud, tapi gw juga boleh taunya dari blognya orang juga sih :p lagunya nyesss banget terutama pas lirik T ak boleh ada lagi Harapan lebih itu Walau sesungguhnya Ingin hati memiliki *huaaaaaa ambil tisu, buang ingus*   ini linknya kalo mau denger.. disini nunu  t

INTERMEZO - Sereun taun di ciptagelar (sebuah tragedi)

Sebelum gw lanjutin post tentang perjalanan gw ke ciptagelar untuk menyaksikan upacara puncak sereun taun, ada sebuah kejadian yang menjadi the most embarrassing moment in my life.  baru bikin kalimat pembukanya aja gw udah gak tahan buat gak nyengir.. hihihihihi Setelah menikmati keriuhan malam sebelum acara puncak sereun taun, gw sama temen temen memutuskan untuk balik ke homestay. sampai disana gw bersama rombongan gelar sleeping bag masing masing sambil cari lapak supaya dapat posisi yang enak buat tidur.  Akhirnya gw nemu posisi yang pas, yaitu di dipan kamar depan, jadi selain ruang tengah sang pemilik rumah juga membuka 1 kamar, yang ukurannya sekitar 2x4 meter dengan dipan dipojok, Alhamdulillah gw sama mba yayuk muat dipan bambu dan dilantai bawah ada echa dan Emy, iyah kamar itu cuma cukup ber 4, tanpa daun pintu dan 1 buah jendela kaca dan posisinya di depan. sebelum tidur kita semua saling cerita cerita satu sama lain, ada yang curhat, ada yang ngobrol ngobrol, ada yang pac