Langsung ke konten utama

Pejalanan umroh - makkah

setelah 3 hari di Madinah, saatnya untuk ke mekkah untuk melaksanakan ibadah inti yaitu Umroh.. dari madinah menggunakan bis sekitar 5 jam.


rasanya sedih banget meninggalkan kota madinah yang ramah lagi damai, dimana jasad baginda Rasulullah bersemayam sekaligus bahagia karena akan menjejakkan kaki ke kota suci Makkah.

selain itu penyesalan duniawi gw adalah tidak berfoto di depan pintu madinah yang indah, juga sama sekali tidak dapat merasakan/melihat payung mesjid terbuka karena pada saat itu musim dingin dan entah payungnya tidak pernah terbuka selain itu gw juga gak berfoto di jam depan hotel dengan burung burung merpati... hiksss. mudah2an bisa kembali ke Madinah, untuk menuntaskan rasa rindu yang gak akan pernah tuntas sih. 

 


gw berfoto di bus sambil menunggu rombongan yang lain, rencananya kami akan menuju birr Ali terlebih dahulu untuk mengambil miqad dan berniat untuk umroh..

 



Gw sangat tegang karena ini pertama kalinya mengambil miqat, khawatir ada rukun yang terlewat sehingga umronya nanti gak sah.. gw ambil wudhu dan melaksanakn sholat sunnah Ihram di dalam mesjid yang dialasi karpet berwarna merah, di mesjidnya banyak tiang yang kokoh yang terdapat semacam sarang atau tempay untuk meletakkan mushaf Al Quran. 
Diperjalanan gw berusaha buka mata buat merekam perjalanan cuma sepanjang mata memandang cuma ada tanah tanah lapang yang gersang, sampai akhirnya ketiduran.. hehehe... kami sempet berenti di rest area untuk menikmati teh susu kapulaga dan pop mie. 

begitu memasuki  kota makkah hati gw sekali lagi gak berhenti berdebar debar, ya Allah aku datang ke rumah MU
Diperjalanan Thoif nya menceritakan sedikit kehidupan di kota mekkah, kami juga melewati mesjid Aisyah, yaitu tempat mengambil miqad yang terdekat di kota mekkah. sampai akhirnya kami tiba di hotel untuk bersitirahat sebentar. 

setelah sekitar 30 menit beristirahat kami mulai melanjutkan umroh dengan thawaf, sai dan tahallul. 
dada gw asli gak berhenti berdebar debar lagi, air mata gak bisa ditahan.. langkah pertama masuk masjidil haram, sholat tahiyatul mesjid, sholat isya
kemudian gw dan adek2 gw berpisah dengan mama. 

karna menggunakan kursi roda, mama akan didorong oleh seorang mahasiswa Indonesia yang baik hati, mama akan thawaf di lantai 2 lanjut sai juga dengan kursi roda (dengan jalur khusus)

Alhamdulillah gw dan rombongan bisa tertib menjalankan semua rukun umroh. 
gw rara bella bergantian gendong mizan yang pulas tertidur saat itu, namun pada saat sai kita udah mulai kewalahan, Alhamdulillah bella punya inisiatif untuk nungguin mama di jalur kursi roda buat titip mizan dan berhasil.. jadi mizan sai bareng mama.. heheehehe 

setelah tahallul kami semua kembali ke hotel untuk ketemu mama dan istirahat. 
tidak henti gw berucap syukur hari itu atas segala nikmat yang telah Allah anugerahkan. 
 
mizan kita pakein baju ihram juga, buat bukti nih kalo udah gede kalo tantenya pernah gotong di mekkah 

susana malam hari di pelataran mesjidil haram, saat itu gak terlalu ramai dan sedang musim dingin

satu satunya foto dengan background kab'ah, muka sembab karena nangis melulu disana,, inget dosa

foto barengan mama, bella, rara, mizan dengan background zam zam tower

 

Komentar

  1. Assalamualaikum mba... ini gw EDSON MBA temen SD menteng lagoa 01 pagi mba...Gimana kabr mba..OH IYA mba nmr wa lo mba.. soalnya anak2 SD MENTENG 01 PAGI LAGOA mau adain reunian mba

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEHARIAN DI SURABAYA

Assalamualaikum, hula gengs,, mau lanjutin nih cerita maratorn trip surabaya - banyuwangi - bali lanjutan Postingan sebelumnya, Akhirnya gw tiba di bandara Juanda dan disana sudah ada mba Y dan dek A Karena pagi masih jadi destinasi pertama tempat kami adalah sarapan di soto kudus kedai taman. Disana kami sarapan sambil ngobrolin agenda perjalanan dan update kabar masing masing karena pertama kalinya bisa berkumpul setelah berbulan bulan hanya bersua melalui gawai Foto saat tunggu makanan Setelah sarapan kami bergegas ke destinasi berikutnya, yaitu rumah sampoerna tapi saat tiba di lokasi ternyata sedang tutup, jadi kami ganti tujuan ke alun alun bawah tanah.  Alun alun sedang ada pameran fotografi serta sejarah cafĂ© simpang kehidupan kaum expatriat, jadi gw R dan mba Y bisa numpang foto disana, setelah keliling kami memutuskan untuk minum es cream zangradi, lokasinya tinggal nyebrang dari alun alun, disana makan es cream sambil menunggu. di atas alun alun bawah tanah di dalam alun alu

CORDOVA

Cordova…oh…Cordova… Istana singa telah jadi museum Mesjid Abdurrahman tinggal puing-puing Universitas castilia telah jadi biara Semua…semua kegemilangan telah lenyap Tuan tahu mengapa ini bisa terjadi… Ini terjadi akibat perpecahan… Perpecahan pemimpin Islam Kini tinggal kisah…kisah Andalusia Segagah Islamiyah hanya satu…satu bukan dua Yaitu bersatu…sekali lagi bersatu TAUHID… IJTIHAD… Kami tidak ingin Indonesia menjadi andalusia Penuh kisah biadabil ambisius Menggadai-gadaikan umat pada segelintir pedagang Mengkotak-kotakkan umat berfirqah-firqah Lalu mengadu mereka penaka domba Aku rindu pada binaan rumah tangga Islam Indonesia Satu Ukhuwah…Satu Shaff…Satu Komando…Satu cita-cita Pembawa Nama ALLOH yang kekal dalam sejarah Hidup Persatuan Muslim…Hidup Persaudaraan Muslim LAILAHAILLALLAH…MUHAMMADURRASULULLAH Karya: Alm. H Yunan Helmy Nasution diatas adalah puisi kesukaan nyokap gw, beliau hapal mati ni puisi.. tapi akhir2 ini suka lupa, akhirnya gw ini

lepas masker

Semalam ramai tentang keputusan pak pres tentang saat ini boleh melepas masker di area outdoor Mendengar keputusan itu campur aduk rasanya, tahun ke 3 masa pandemi bener bener merubah banyak hal  Setelah informasi tersebut, gw chat sahabat sahabat (karena lebih dari 1 orang) sekaligus tetangga dan jawabannya sama "belum siap buat lepas masker, udah nyaman begini"  Rina berkomitmen untuk tetap memakai masker sedangkan Diah masih butuh waktu buat adaptasi lagi, klo gw sih waaah jujur gak betah udah pake masker, nasib hidung minimalis (baca : pesek)  Sama seperti awal peraturan bahwa kita harus memakai masker, rasanya masih ga percaya harus kemana mana pakai masker tapi ternyata dapat dilalui, sekarangpun aturan untuk boleh melepas masker masih bikin ga percaya atau mungkin seperti kata Diah  Masih butuh waktu buat adaptasi, padahal pandemi gak pernah mau nunggu kita adaptasi